Adsterra

Budaya Aceh

Rapa'i, Tari saman, Tari seudati, Likok puloe. Peusijuk, meugang. Kata-kata ini merupakan sedikit dari banyaknya budaya yang ada di Aceh. Aceh memiliki sangat banyak budaya, sehingga membuat turis dari luar negeri datang Aceh khusus untuk melihat sekaligus menerawang budaya yang ada di Aceh. Namun sangat disayangkan, budaya-budaya Aceh sekarang semakin pudar karena masuknya budaya-budaya dari luar. oleh sebab itu, kita sebagai generasi penerus harus mempertahankan budaya-budaya aceh. Dan juga mencegah datangnya budaya-budaya asing di Nanggroe kita tercinta ini.

CERITA RAKYAT

Cerita rakyat adalah unsur budaya yang menyatu dengan kehidupan rakyat dari daerah bersangkutan


, ini adalah unsur penting yang memelihara keberadaan untuk bahasa dan sastra daerah dan juga nusur tarian, yang pada gilirannya ikut menaikkan harakat kebudayaan Nasional. Pada dasarnya cerita rakyat dan hikayat Aceh bernafaskan agama Islam, sebagai contoh, Hikayat Perang Sabil, Hikayat Aceh Barulkarim dll.
Di Aceh berhasil digali 80 buah cerita rakyat, yang terdapat dalam bahasa Aceh, Gayo, Jame, Tamiang dan Simeuleu. Beberapa cerita tampaknya memang berasal dari akar masa sebelum budaya kental dengan penuh pengaruh Islam, dimana pengaruh dukun masih ditampilkan.

SENI TRADISIONAL ACEH
Kita ketahui bahwa salah satu seni tradisional Aceh adalah tari.

Ciri-ciri tari tradisional Aceh terbias dari:
-Berwajah Islam
-Pada mulanya hanya dilakukan dalam upacara-upacara tertentu yang bersiafat ritual, bukan kantoran
-Kombinasi yang serasi antara Tari, musik dan sastra
-Ditarikan secarra masal(orang banyak) tetapi menggunakan arena secara terbatas.
-Pengulangan gerakan monoton dalam pola gerak yang sederhana yang dilakukan berkali-kali
-Masa penyajian yang memakan waktu panjang.

Dari sekian banyak tari taradisional Aceh yang banyak dikenal, maka Tari Seudati dan Tari Saman (berasal dari gayo luwes) sudah sangat dikenal di dalam dan luar negeri yang dikenal juga sebagai tarian "Tangan Seribu)". Di samping tarian yang berlatar belakang adat-agama eperti di uraikan tersebut di atas, terdapat juga tarian yang berlatar belakang cerita rakyat (mitos-legenda) yang telah berkembang sebelum Islam masuk ke Aceh.
Secara keseluruhan Aceh kaya akan jenis tarian, dari hasil lokakarya DEPDIKBUD tahun 1981, tercatat tidak kurang 52 jenis tarian Aceh yang sejauh ini dikenal.
Beberapa tari yang dikenal antara lain:
Seudati, yang merupakan tarian tradisional yang berciri Timur Tengah. Dalam hal ini dikenal Seudati agam(laki-laki) dan Seudati inong(perempuan). Tari ini dimainkan dalam keadaan berdiri dan meneouk perut yang menghasilkan sebuah musik.
Saman, tari yang dibawakan bersama-sama dalam satu grup dalam posisi duduk berbanjar. Tari ini diiringi syair-syair yang mengajarkan kebajikan. Tarian ini berasal dari Aceh Tenggara. Tari lain yang mirip dengan tari ini adalah Tari Didong dari Aceh Tengah.
Ramphak, tarian yang menggambarkan sikap kepahlawanan wanita-wanita pejuang Aceh dalam peperangan mengusir penjajah.
Rapa'i, tarian ini dibawakan oleh sekurang-kurangnya 7 orang dan maksimalnya 17 pemain. Jenis tarian ini berasal dari Aceh Selatan. Tarian ini dimainkan dalam posisi duduk berbanjar dan menggunakan rapa'i. Di dalam tarian ini, ne berisikan zikir, kisah, dan atraksi. Rapa'i sebelumnya berasal dari seorang 'Tokoh Arab' yang singah di Aceh selatan yang bernama Rapa'i. Dia menyebarkan agama Islam dengan menggunakan Tamborin pada saat itu. Setelah itu dikembangkanlah menjadi seni tari yang unik. Bisanya tarian ini banyak digunakan pada saat acara-acara besar seperti Isra' Mi'raj, maulid Nabi, pertemuan-pertemuan, dll. D dalam tarian Rapa'i gerakan-gerakan yang menggambarkan kehidupan Aceh sendiri. Dalam setiap gerakannya memiliki makna tersendiri, di antaranya saling berpegangan tangan dengan kuat. Dan gerakan yang dilakukan secara berselang-seling. Tarian Rapa'i pada awalnya dimulai dengan tahap lamban, dan lama-kelamaan akan semakin cepat, dan berhenti ketika habis lagunya, selanjutnya disambung dengan lagu berikutnya. Tarian rapa'i ini tidak hanya dimainkan oleh pemain saja, tetapi juga memiliki "Syech" atau biasa disebut dengan "yang menyanyikan lagu". Lagu yang dibawakan oleh Syech tersebut dinyanyikan bergantian antara Syech dan pemain. Kolaborasi ini harus kompak antara Syech dan pemainnya, kalau tidak akan kacau. Disamping itu Syech harus memiliki vokal suara yang bagus dan kental acehnya. Kalau tidak, idak akan tampak etnik Acehnya.

Demikianlah sedikit dari banyaknya budaya-budaya Aceh. Saya yang menulis berharap agar kita tetap terus mengembangkannya.

3 Komentar untuk "Budaya Aceh"

batden mengatakan...

ahirnya ada orang aceh asli yang peduli sama budayanya.
bisa ga bantuin kasih gambar tentang budaya aceh?
terutama dalam bentuk ,motif2 seperti batiknya, pito aceh dll
tolong email y...denni_wahyudi@yahoo.com
gw mo bikin kaos dengan gambar budaya aceh...karena bosan dengan Bali...cuma Bali yang selalu monjol.
thx

Bagas mengatakan...

ah...ah...ah... kontol aku jangan dienyot dong! nanti keluar pecuhnya nich! kalo mau sinih tak masukin ke lubang silitmu! jangan lupa hubungi 085291038248! tak tunggu loch !!!!

Anonim mengatakan...

SALAM KENAL
aq juga anak aceh tenggara.
berkujung kemabli dan bergabung di forum aceh
http://www.forumaceh.com/index.php

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel